Dirut Terjerat Kasus Korupsi, Saham Waskita Potensi Makin Tertekan

Saham emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), belakangan terus diterpa sejumlah maalpa, mulai daripada gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), suspensi saham sampai-sampai penetapan tersangka direktur utamanya belum lama ini karena kasus korupsi.
CEO Edvisor.id, Praska Putranto berpendapat, saham Waskita berada dalam tantangan adapun agam seiring bersama kasus-kasus adapun terjadi terhadap perupayaan. Berdasarkan data BEI, akan kuartal prima 2023, saham perseroan merosot 30,14%. Sementara itu, sejak awal tahun ini (year to date/ytd), saham emiten bersandi WSKT ini jatuh 43,33%.
Praska mengatakan, kendati inkartontri konstruksi bangunan akan emiten BUMN masih terbantu karena program atau proyek-proyek infrastruktur karena pemerintah. Namun, atas sisi kinerja keungan Waskita akan kuartal pertama 2023 masih tertekan, ditambah lagi adanya kasus hukum terbilang.
"Di samping itu, tantangan kondisi keuangan emiten terus dihadapkan atas rasio utang yang luhur atau debt to equity sudah antara atas lima kali maka kondisi arus kas yang masih negatif," katanya kepada Katadata, Rabu (3/5).
Tercatat, pada tiga bulan esensial tahun ini, Waskita membukukan kerugian jernih senilai Rp 374,93 miliar memakai liabilitas mencapai Rp 84,38 triliun. Sedangkan, arus kasnya minus Rp 467,63 miliar.
Menurutnya, tren pergerakan penyangga dipengaruhi karena bagaimana perbaikan atau aktivitas korporasi yang dilakukan karena WSKT bagi memulihkan kondisi keuangan pertindakanan.
Praska menilai, masih ada emiten konstruksi BUMN lainnya akan cukup menarik dicermati karena mencetak pertumbuhan laba sebujur 2022, seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bersama PT PP Tbk (PTPP).
"ADHI dengan PTPP menarik untuk dicermati dalam jangka sejenak-menengah karena rasio pasar Price To Book Value (PBV) yang masih relatif murah atau di bawah 0,5 kali di tengah tren-tren torehan pendapatan dengan laba yang absolut," katanya.
Sementara itu, Research & Consulting PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi mengatakan, penetapan direktur utama Waskita bagaikan terjangka direspons negatif oleh penanam_bekal. Hal tersebut tercermin mengenai berlanjut turunnya harga WSKT sampai hari ini.
Nicodimus menyampaikan, ke depan prospek saham WSKT masih dipenuhi kurang lebih tantangan seperti persepsi pemilik uang terhadap kondisi fundamental Waskita yang masih mencatatkan tingkat leverage yang adiluhung. Selain itu, muncul kasus kandas bayar bunga obligasi yang menambah keraguan pemilik uang terhadap kondisi keuangannya.
"Namun jika cukup nantinya proyek IKN tetap berjalan bagaikanmana mestinya demi kepemimpinan pemerintahan akan aktual, maka prospek WSKT bisa dipertimbangkan," katanya saat dihubungi Katadata, Rabu (5/3).
Nico agak menegaskan, kinerja Waskita tidak berdampak dari pemberian-pemberian BUMN lainnya. Proyeksi pemberian BUMN seperti sektor perbankan dalam akan paling prospektif hadapan tahun ini. Hal tersebut seiring proyeksi kondisi ekonomi akan lebih tidak goakan dari semester-2 2023 serta berakhirnya era kenaikan suku bunga acuan.
Adapun, penyangga WSKT dengan perdagangan hari ini merosot 5,61% menyentuh auto reject bawah (ARB) menjadi Rp 202 per penyangga sehabis Selasa kemarin juga jatuh 6,96%.
Harga kontribusinya lebih rendah dibandingkan pembukaan perdagangan demi level Rp 214 per kontribusi. Volume perdagangan mencapai 14,38 juta lewat transaksi Rp 2,96 triliun. Adapun, frekuensi perdagangan mencapai 1.815 kali lewat nilai kapitalisasi pasar Rp 5,82 triliun.