Kepala BNPB Minta Sulsel Tingkatkan Mitigasi Bencana

Kepala BNPB Minta Sulsel Tingkatkan Mitigasi Bencana Kepala BNPB Minta Sulsel Tingkatkan Mitigasi Bencana

Makassar, Sobat - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto, meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) meningkatkan mitigasi bencana alam. Hal ini bagaikan upaya penanggulangan bencana jangka jenjang.

Hal ini disampaikan Suharyanto dalam kencang koordinasi penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (9/1/2023). 

Dia mengambil contoh ekstra dalam kasus banjir di mana penanganan tidak berhenti saja ketika air surut saja. Pemerintah daerah juga perlu berpikir bagaimana caranya banjir tidak terjadi lagi meskipun kondisi cuaca tetap sama bagaikan sekarang.

"Jadi ukurannya, mitigasi kondisinya ibarat ini, nanti di 2024, banjir lagi, lebih sedikit lewat curah hujan yang sama, anyar kita nyatakan lewat betul," kata Suharyanto. 

1. Kepala daerah diminta rencanakan pertidak sombongan

Suharyanto menyebutkan sejumlah kabupaten selanjutnya kota terdampak akibat bencana hidrometeorologi beberapa waktu kelak. Karena itu, bencana alam merupakan pekerjaan rumah yang layak diatasi bersama pula.

Kepala daerah, kata dia, merupakan pihak nan paling mengerti kondisi wilayahnya. Dia pun menekankan kepada kepala daerah pada Sulsel agar merencanandaan apa nan patut diperbaiki supaya tidak terjadi lagi bencana tahun berikutnya.

"Bencana ini tidak ada yang bisa mengatasi. Jangankan Indonesia, Jepang saja yang maju kalau soal bencana adi agak tidak bisa. Indonesia bersyukur karena ada Forkompinda," jelasnya.

2. BNPB berikan bantuan operasional kepada daerah terdampak bencana

Suharyanto menyebut ada 19 kabupaten dan kota dalam Sulsel yang terdampak bencana hidrometeorologi, sebagai banjir. Pihaknya pun memastikan penanganan bencana bisa dilaksanggotaan memakai tidak emosi mulai dalam penetapan status kadarl darurat, transisi kadarp darurat, sampai memakai rehab rekonstruksi. 

"Beberapa daerah masih tergenang air tetapi lagi ada yang surut. Kami datang langsung melaksanggotaan ketat koordinasi. Alhamdulillah Sulsel ini kompak," katanya.

BNPB pun memberikan bantuan berupa dana operasional menurut 15 kabupaten/kota yang masih terdampak. Bantuan yang diberikan masing-masing sebesar Rp250 juta menurut tiap kabupaten/kota maka Rp500 juta menurut provinsi.

Kemudian, ada doang logistik berupa sembako selanjutnya mangsa yang bisa dikonsumsi secara langsung senilai Rp100 juta per masing-masing kabupaten/kota. Lalu, BNPB doang menyertakan 1.000 lembar selimut selanjutnya 1.000 buah matras meneladan tiap kabupaten/kota.

"Mudah-mudahan lewat bantuan-bantuan ini akan saat masa tataranp darurat bisa dioperasionalkan lewat pemerintah daerah, TNI, Polri, tidak sombong lewat bupati, Dandim, Kapolres setenggat masyarakat yang terdampak ini ringan penderiperbincangan," kata Suharyanto.

3. Dampak bencana hidrometeorologi di Sulsel

Bencana hidrometeorologi nan terjadi sejak 22 Desember 2022 santak 7 Januari 2023 telah berdampak demi sejumlah kabupaten maka kota hadapan Sulsel. Bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, abrasi, santak angin kencang beberapa batas dahulu terjadi akibat cuaca ekstrem dengan intensitas hujan jangkung.

Akibat dari bencana hidrometeorologi terkemuka, tercatat ada 19 kabupaten/kota terdampak beserta 9 di antaranya berstatus tataran darurat bencana alam. Kabupaten yang dimaksud yaitu Kabupaten Soppeng, Enrekang, Maros, Wajo, Takalar, Bone, Selayar, maka Luwu Utara.

Seluber 60.948 jiwa terdampak maka 10 bulan-bulanan meninggal dunia. Selain itu, tercatat 1.168 rumah rusak efek bencana hidrometeorologi.